CJR

Sunday, March 6, 2016

Amina dan Asam Karboksilat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Karbon,hydrogen dan oksigen merupakan unsure yang paling lazim terdapat dalam system kehidupan.Nitrogen merupakan unsure ke empat.Nitrogen dijumpai dalam protein,dan asam nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan maupun hewan.
Dalam kimia organik banyak sekali pengidentifikasi macam-macam gugus,contohnya amina, asam karboksilat dan lain-lainya. Pada pelajara kimia ini bisa didapat identifikasi amina merupakan senyawa yang memiliki atau mengandung gugus amino. Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang benar – benar menunjukan derajat keasaman yang sangat besar.

1.2. Tujuan
      Mengetahui Amina dan Struktur Amina
      Mengetahui Sifat – Sifat Amina dan Asam Karboksilat
      Mengetahui Reaksi – Reaksi Amina dan Asam Karboksilat
      Mengetahui Fungsi Amina dan Asam Karboksilat
      Mengetahui Struktur Molekul di Bawah ini !
a.       Metil Etil Amin
b.      Amino Benzen
c.       Trimetil Amin
d.      Asam Oksalat
e.       Asam Malonat
f.       Asam Maksimat
g.      Asam Asetat




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Amina dan Struktur Amina
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen
Dengan demikian kelompok fungsional karakteristik untuk amina primer, sekunder dan tersier adalah:

2.2           Sifat Amina dan Asam Karboksilat
a.      Sifat-Sifat Amina
 Alkilamina berbobot molekul rendah adalah gas atau cair pada suhu kamar. Di- dan trietilamin serta amina primer yang memiliki tiga sampai sepuluh atom karbon adalah cairan, amina yang lebih kecil jumlah atom karbonnya adalah gas.
Amina dengan jumlah atom karbon dibawah enam biasanya larut dalam air akibat adanya interaksi ikatan hidrogen. Meskipun nitrogen tidak seelektronegatif oksigen namun mampu mempolarisasi ikatan N-H sehingga terbentuk gaya dipol-dipol yang kuat antara molekulnya. Amine tersier tidak memiliki atom hidrogen karena itu tidak terjadi ikatan hidrogen antara air dengannya atau dengan amin tersier lainnya.konsekuensinya titik didihnya lebih rendah disbanding amina primer atau sekunder.
Salah satu sifat yang paling dikenal dari amina berbobot molekul rendah adalah aromanya yang tidak menyenangkan. Amine volatile ini menguap secara cepat dan terciup seperti campuran ammonia dan ikan busuk. Kebanyakan bahan yang membusuk terutama organ yang mengandung protein tinggi menghasilkan amina. Bagian dari aroma tumbuhan yang mati, rumah penyimpanan daging, dan bagian pengolahan limbah semuanya adalah amina (Stoker, 1991).
Titik lebur, titik didih dan densitas dari beberapa senyawa amina sederhana meningkat bersama dengan bertambahnya berat molekul sebagai konsekuensi dari interaksi intermolekular yang lebih besar. Sama seperti alkohol, senyawa amina yang lebih sederhana menunjukkan pengaruh ikatan hydrogen. Nitrogen kurang elektonegatif dibandingkan dengan oksigen, ikatan hydrogen pada N – H … N kurang kuat dibanding dengan ikatan O – H …. O. Oleh karena itu,amina primer memiliki titik didih yang berbeda antara senyawa alkana dan alkohol berdasarkan berat molekul, sama seperti ammoniak, dengan b.p. – 30 oC, yang merupakan intermediet antara methane, dengan b.p. – 161 oC, dan air , dengan b.p. 100 Oc

Berikut merupakan  beberapa sifat fisis amina
Nama
Struktur
Titik Didih oC
Kelarutan dalam air
Metilamina
CH3NH2
-6.3
Dimetilamina
(CH3)2NH
7.5
Trimetilamina
(CH3)3N
3
Etilamina
CH3CH2NH2
17
Benzilamina
C6H5CH2NH2
185
Anilina
C6H5NH2
184
37    /100 ml
§  Amina 1° dan 2° bersifat polar karena mampu membentuk ikatan hydrogenintermolekuler.
 



§  Larut dalam air karena mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air.


b.      Sifat-Sifat Asam Karboksilat
Sifat Fisik Asam karboksilat
  • Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.
  • Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.
  • Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul.
  • Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
Sifat KimiaAsam karboksilat
  • Reaksi dengan basa
    Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
  • Reduksi
    Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer.
  • Reaksi dengan tionil diklorida
    Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida.
  • Esterifikasi
    Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.
  • Reaksi dengan amonia
    Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.
  • Dekarboksilasi
    Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana.
    Halogenasi
  • Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida.

  • 2.3           Reaksi – Reaksi Amina dan Asam Karboksilat
a.      Reaksi Amina
·         Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1.    Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH 2+ HNO2→ CH3-CH-OH + N2+ H2O

CH
2CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°).

2.    Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO
2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
HN=O
N + HNO
2→ N + H2O
CH
3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina

3.    Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini :
CH3CH2
N + HNO
2 → N + H2O

CH
3CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina.

4.    Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam diazonium
Contoh: :
NH
2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.

·         Reaksi Amina dengan Asam

Contoh :
(CH
3CH2) 2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida
b.      Reaksi Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum RCOOH. Bebera pareaksi yang dapat terjadi pada asam karoksilat antara lain:
§  Reaksi penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun natrium
disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai contoh, yaitu natrium
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Jadi,
asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format mempunyai Ka=1,8x104.
Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

§  Reaksi Pengesteran
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut esterifikasi (pengesteran).

§  Reaksi Reduksi
a.    Reaksi reduksi dengan larutan fehling membentuk endapan merah bata.


b.    Reaksi reduksi dengan larutan Tollens membentuk cermin perak.


§  Reaksi Substitusi
Reaksi dengan halida (PX3, PX5, dan SOX2) akan menghasilkan suatu asilhalida.


§  Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.


2.4           Fungsi Amina dan Asam Karboksilat
a.     Fungsi Amina
Amina Sebagai Anti Iritasi Pada Shampo
Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil Dimetil Amin Oksida telah dilaporkan digunakan sebagai anti iritasi pada shampo yang menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat dan zink pyridinethion.Stearil dimetil amin oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi terhadap shampo yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta turunannya seperti kalium lauril sulfat atau natrium lauril eter sulfat dan juga garam alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan alkil aril sulfat.
Amina Sebagai Pelumas
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil gesekan antara bagian yang bergerak pada mesin mobil seperti keramik dan logam. Aditif yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil ditiofosfat (ZDDP) namun senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap emisi partikulat sulfur dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter sehingga perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah dilaporkan turunan senyawa oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan asam sitrat dan asam suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik.
Amina sebagai Obat Parasit Leishmania
Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania telah dilaporkan sebagai terapi yang efektif serta mengurangi efek racun dalam tubuh. Dalam hal ini, Liposom yang  dicampurkan dengan phosphatidylcoline (PC) dan stearilamina (SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa secara in vitro terhadap parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara in vivo terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L Donovani.

Amina Sebagai Pelembut Pakaian
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium yang mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut dalam air dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina rantai panjang membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan dalam air. Penggunaan senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan lembuta terhadap tangan.
b.      Fungsi Asam Karboksilat
  • Asam format dipakai untuk menggumpalkan lateks (getah karet).
  • Asam asetat digunakan sebagai cuka makan.
  • Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut biasa digunakan untuk menggumpalkan lateks (getah karet) dan obat pembasmi hama.
  • Asam asetat atau asam etanoat (asam cuka) banyak digunakan untuk pengawet makanan dan penambah rasa makanan .
  • Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng .
  • Asam stearat digunakan untuk membuat lilin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino merupakan derivatif amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam amino, amino biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+.



DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik: Jakarta, Penerbit Erlangga

Maulana, Vicrul Fahmi. 2014. Identifikasi Aldehid, Keton, Amina, dan Asam Karboksilat. Diakses di Padang, Januari 2014

Rury, N. 2013. Kimia Organik II. Diakses di Padang, Januari 2014.

Indonesia, Wikipedia. 2013. Asam Alkanot. Diakses di Padang, Januari 2014.

Indonesia, Wikipedia. 2013. Amina. Diakses di Padang, Januari 2014.

 




No comments:

Post a Comment