BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbon,hydrogen
dan oksigen merupakan unsure yang paling lazim terdapat dalam system
kehidupan.Nitrogen merupakan unsure ke empat.Nitrogen dijumpai dalam protein,dan
asam nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan maupun hewan.
Dalam kimia organik banyak sekali
pengidentifikasi macam-macam gugus,contohnya amina, asam karboksilat dan lain-lainya. Pada pelajara kimia ini bisa didapat
identifikasi amina merupakan senyawa yang memiliki atau
mengandung gugus amino. Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang benar –
benar menunjukan derajat keasaman yang sangat besar.
1.2. Tujuan
• Mengetahui Amina dan Struktur Amina
• Mengetahui Sifat – Sifat Amina dan Asam Karboksilat
• Mengetahui Reaksi – Reaksi Amina dan Asam Karboksilat
• Mengetahui Fungsi Amina dan Asam Karboksilat
• Mengetahui Struktur Molekul di Bawah ini !
a.
Metil Etil Amin
b.
Amino Benzen
c.
Trimetil Amin
d.
Asam Oksalat
e.
Asam Malonat
f.
Asam Maksimat
g.
Asam Asetat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Amina
dan Struktur Amina
Amina adalah turunan organik dari
ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan
oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan
ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
Seperti
alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari
pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah
gugus non hidrogen yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun
amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung
pada atom nitrogen
Dengan demikian kelompok fungsional karakteristik untuk amina primer,
sekunder dan tersier adalah:
2.2
Sifat Amina dan Asam Karboksilat
a.
Sifat-Sifat
Amina
Alkilamina berbobot molekul rendah adalah gas
atau cair pada suhu kamar. Di- dan trietilamin serta amina primer yang memiliki
tiga sampai sepuluh atom karbon adalah cairan, amina yang lebih kecil jumlah
atom karbonnya adalah gas.
Amina dengan
jumlah atom karbon dibawah enam biasanya larut dalam air akibat adanya
interaksi ikatan hidrogen. Meskipun nitrogen tidak seelektronegatif oksigen
namun mampu mempolarisasi ikatan N-H sehingga terbentuk gaya dipol-dipol yang
kuat antara molekulnya. Amine tersier tidak memiliki atom hidrogen karena itu
tidak terjadi ikatan hidrogen antara air dengannya atau dengan amin tersier
lainnya.konsekuensinya titik didihnya lebih rendah disbanding amina primer atau
sekunder.
Salah
satu sifat yang paling dikenal dari amina berbobot molekul rendah adalah
aromanya yang tidak menyenangkan. Amine volatile ini menguap secara cepat dan
terciup seperti campuran ammonia dan ikan busuk. Kebanyakan bahan yang membusuk
terutama organ yang mengandung protein tinggi menghasilkan amina. Bagian dari
aroma tumbuhan yang mati, rumah penyimpanan daging, dan bagian pengolahan
limbah semuanya adalah amina (Stoker, 1991).
Titik
lebur, titik didih dan densitas dari beberapa senyawa amina sederhana meningkat
bersama dengan bertambahnya berat molekul sebagai konsekuensi dari interaksi
intermolekular yang lebih besar. Sama seperti alkohol, senyawa amina yang lebih
sederhana menunjukkan pengaruh ikatan hydrogen. Nitrogen kurang elektonegatif
dibandingkan dengan oksigen, ikatan hydrogen pada N – H … N kurang kuat
dibanding dengan ikatan O – H …. O. Oleh karena itu,amina primer memiliki titik
didih yang berbeda antara senyawa alkana dan alkohol berdasarkan berat molekul,
sama seperti ammoniak, dengan b.p. – 30 oC, yang merupakan intermediet antara
methane, dengan b.p. – 161 oC, dan air , dengan b.p. 100 Oc
Berikut merupakan
beberapa sifat fisis amina
Nama
|
Struktur
|
Titik Didih oC
|
Kelarutan dalam air
|
Metilamina
|
CH3NH2
|
-6.3
|
∞
|
Dimetilamina
|
(CH3)2NH
|
7.5
|
∞
|
Trimetilamina
|
(CH3)3N
|
3
|
∞
|
Etilamina
|
CH3CH2NH2
|
17
|
∞
|
Benzilamina
|
C6H5CH2NH2
|
185
|
∞
|
Anilina
|
C6H5NH2
|
184
|
37
/100 ml
|
§ Amina 1° dan 2° bersifat polar karena mampu membentuk ikatan
hydrogenintermolekuler.
§ Larut dalam air karena mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air.
b.
Sifat-Sifat Asam Karboksilat
Sifat Fisik Asam karboksilat
- Asam karboksilat mempunyai
titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat
molekulnya sebanding.
- Kelarutan asam karboksilat dalam
air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat
molekulnya sebanding.
- Kelarutan asam karboksilat
dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul.
- Asam karboksilat dengan 1-4
atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
Sifat
KimiaAsam karboksilat
- Reaksi dengan basa
Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. - Reduksi
Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer. - Reaksi dengan tionil diklorida
Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida. - Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. - Reaksi dengan amonia
Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air. - Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana.
Halogenasi - Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida.
- 2.3 Reaksi – Reaksi Amina dan Asam Karboksilat
a.
Reaksi Amina
·
Reaksi Amina dengan
Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2
menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2 menurut
persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH 2+ HNO2→ CH3-CH-OH + N2+ H2O
│
CH2CH3
│
CH2CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°).
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
HN=O
N + HNO2→ N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
HN=O
N + HNO2→ N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan
hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada
amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2
mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti
contoh dibawah ini :
CH3CH2
N + HNO2 → N + H2O
CH 3CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina.
N + HNO2 → N + H2O
CH 3CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina.
4. Amina aromatik
primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu
0°C menghasilkan garam diazonium
Contoh: :
NH2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.
Contoh: :
NH2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.
·
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2) 2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida
b.
Reaksi Asam
Karboksilat
Asam
karboksilat adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum RCOOH.
Bebera pareaksi yang dapat terjadi pada asam karoksilat antara lain:
§ Reaksi
penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai
sabun. Sabun natrium
disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai
contoh, yaitu natrium
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya,
semakin lemah asamnya. Jadi,
asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format
mempunyai Ka=1,8x104.
Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis
parsial dan bersifat basa.
§ Reaksi
Pengesteran
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini
disebut esterifikasi (pengesteran).
§ Reaksi Reduksi
a.
Reaksi
reduksi dengan larutan fehling membentuk endapan merah bata.
b.
Reaksi
reduksi dengan larutan Tollens membentuk cermin perak.
§ Reaksi Substitusi
Reaksi dengan halida (PX3, PX5, dan
SOX2) akan menghasilkan suatu asilhalida.
§ Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau
oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas.
Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
2.4
Fungsi Amina dan Asam Karboksilat
a. Fungsi Amina
Amina
Sebagai Anti Iritasi Pada Shampo
Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil Dimetil
Amin Oksida telah dilaporkan digunakan sebagai anti iritasi pada shampo yang
menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat dan zink pyridinethion.Stearil
dimetil amin oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi
terhadap shampo yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta turunannya
seperti kalium lauril sulfat atau natrium lauril eter sulfat dan juga garam
alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan alkil aril sulfat.
Amina
Sebagai Pelumas
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil
gesekan antara bagian yang bergerak pada mesin mobil seperti keramik dan logam.
Aditif yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil ditiofosfat (ZDDP) namun
senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap emisi partikulat sulfur
dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter sehingga
perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah dilaporkan turunan senyawa
oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan asam sitrat dan asam
suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik.
Amina
sebagai Obat Parasit Leishmania
Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania telah
dilaporkan sebagai terapi yang efektif serta mengurangi efek racun dalam tubuh.
Dalam hal ini, Liposom yang dicampurkan
dengan phosphatidylcoline (PC) dan stearilamina (SA) telah terbukti
memiliki aktivitas anti protozoa secara in vitro terhadap parasit Trypanosoma
cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara in vivo terhadap parasit Toxoplasma
Gandii dan L Donovani.
Amina Sebagai Pelembut Pakaian
Turunan amina
rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium yang mengandung
setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut dalam air dan aktif
secara biologis. Penambahan gugus amina rantai panjang membuatnya sulit larut
dalam air namun tetap dapat didispersikan dalam air. Penggunaan senyawa
tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian
dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan
lembuta terhadap tangan.
b. Fungsi
Asam Karboksilat
- Asam format dipakai untuk
menggumpalkan lateks (getah karet).
- Asam asetat digunakan sebagai
cuka makan.
- Asam format (asam metanoat)
yang juga dikenal asam semut biasa digunakan untuk menggumpalkan lateks
(getah karet) dan obat pembasmi hama.
- Asam asetat atau asam etanoat
(asam cuka) banyak digunakan untuk pengawet makanan dan penambah rasa
makanan .
- Asam sitrat biasanya digunakan
untuk pengawet buah dalam kaleng .
- Asam stearat digunakan untuk membuat lilin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Amina
merupakan senyawa
organik dan gugus
fungsional yang isinya terdiri
dari senyawa
nitrogen
atom dengan pasangan sendiri.
Amino merupakan derivatif
amoniak.
Biasanya dipanggil amida
dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam
amino, amino biogenik,
trimetilamina,
dan anilina.
Asam alkanoat
(atau asam karboksilat) adalah golongan asam
organik alifatik
yang memiliki gugus
karboksil
(biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam
alkanoat adalah asam
lemah. Dalam pelarut
air,
sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom
hidrogen
menjadi ion
H+.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik:
Jakarta, Penerbit Erlangga
No comments:
Post a Comment